Kisah Seorang INSANI
Bibirmu selembut sutera,
Saat menutur katamu,
Bait kata dihiasi indahnya rasa,
Kadang kala kemeriahan itu,
Tak kekal selamanya,
Kala tiba mendung kelabu,
Merenggut jiwa raga,
Saat menutur katamu,
Bait kata dihiasi indahnya rasa,
Kadang kala kemeriahan itu,
Tak kekal selamanya,
Kala tiba mendung kelabu,
Merenggut jiwa raga,
Perginya cerah pawana,
Muncul pula gelap gelemat,
Bicaramu hilang nadanya,
Mujahadahmu melawan tersirat,
Berkat tarbiyah yang Esa,
Kau kalahkan syaitan kesumat,
Muncul pula gelap gelemat,
Bicaramu hilang nadanya,
Mujahadahmu melawan tersirat,
Berkat tarbiyah yang Esa,
Kau kalahkan syaitan kesumat,
Madah itu kembali tersemat,
Dek rasa berselirat,
Terasa seperti tersekat-sekat,
Dihabiskan setiap kalimat,
Penuh semangat,
Sungguh itulah nasihat,
Dek rasa berselirat,
Terasa seperti tersekat-sekat,
Dihabiskan setiap kalimat,
Penuh semangat,
Sungguh itulah nasihat,
Meski ia tetap menghantui,
Namun lidah ringan mengatur bahasa,
Sungguh hati takut terluka nanti,
Berdesup dikau mengatakannya,
Andai kata alpa meniti lagi,
Tegurlah hamba sehikmah taqwa,
Namun lidah ringan mengatur bahasa,
Sungguh hati takut terluka nanti,
Berdesup dikau mengatakannya,
Andai kata alpa meniti lagi,
Tegurlah hamba sehikmah taqwa,
Begitulah insani,
Tatkala hati meniti-niti,
Allah hadirkan famili,
Setianya mereka di sisi,
Bantu membantu nasihat menasihati,
Usah berdiam diri,
Meniti hari,
Jangan rasa menyendiri,
Jua tercari-cari,
Kerna dibelakangmu ialah KAMI.
Tatkala hati meniti-niti,
Allah hadirkan famili,
Setianya mereka di sisi,
Bantu membantu nasihat menasihati,
Usah berdiam diri,
Meniti hari,
Jangan rasa menyendiri,
Jua tercari-cari,
Kerna dibelakangmu ialah KAMI.
Lukisan Hati,
Ainul Qalbi,
Itulah Nusaibah,
Serikandi Solehah.
Ainul Qalbi,
Itulah Nusaibah,
Serikandi Solehah.
Comments
Post a Comment